RENCANA SANDI, GABUNGKAN " TEROWONGAN RAKSASA DENGAN TOL BAWAH TANAH

JELAJAH TERKINI - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno menginginkan supaya pembangunan proyek Jakarta Integrated Tunnel (JIT) bisa dikerjasamakan dengan pembangunan jalan tol bawah tanah. Kerja sama ini dilaksanakan dengan PT Jakarta Toll Road Development (JTD) yang mempunyai konsesi enam ruas tol dalam kota yang ketika ini beberapa seksinya tengah dalam masa pembangunan.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengatakan, dirinya memang belum menerima informasi tentang usulan kerja sama tersebut. Namun, menurutnya andai pembangunan tol baru tersebut melulu mengganti metode, bukan rute, maka gagasan baru tak perlu dikatakan ke BPJT.

"Kalau dari yang saya baca, kelihatannya rutenya sama dengan yang 6 ruas tol dalam kota yang inginkan dibangun JTD. Kalau sama (rutenya) bisa jadi dia melulu ubah metode. Yang awalnya elevated jadi bawah tanah. Kalau melulu ubah metode, enggak perlu ucapkan usulan baru. Tinggal dikatakan saja,"

Namun demikian, Herry belum dapat berkomentar tidak sedikit lantaran soal usul evolusi metode itu belum diterimanya. Yang pasti, andai jalan tol bawah tanah yang bakal dibangun adalah tol yang sama dengan yang bakal dibangun oleh JTD, maka mestinya cara yang dipilih melulu salah satu antara struktur layang atau bawah tanah.

"Karena enggak barangkali kan bila dibangun keduanya atas bawah. Akan paling mahal sekali dan mubazir masa di bina atas bawah," ucapnya.

Sebelumnya, Sandiaga menuliskan di dalam proyek tunnel terpadu senilai US$ 3 miliar atau Rp 39 triliun ini, akan ada 2 fase dari 2 seksi dari enam ruas tol dalam kota yang bakal diintegrasikan. Rutenya direncanakan dari Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 12,65 km, lantas dari Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,6 km.

"Jadi, 2 ruas di bina di bawah tanah dengan kedalaman 7-15 meter, dan tersebut akan dipakai untuk transportasi kendaraan sebagai jalan tol, guna air, pembangkit energi, dan utilitas kabel listrik," cerah* Sandiaga.

Adapun mega proyek JIT sendiri dipermaklumkan oleh Joko Widodo ketika masih menjabat Gubernur DKI. Sejak tahun 2014, Jokowi sudah menyuruh pihaknya mengerjakan studi kelayakan yang diketahui telah* rampung.

Proyek rencananya di bina mulai tahun 2018 dan ditargetkan rampung dalam masa-masa tiga tahun, yaitu tahun 2021. Namun belum diketahui, kapan rencana guna pengerjaan tol nya bawah tanahnya.

JIT sendiri bakal dibangun di bawah tanah di kedalaman selama 15 meter. JIT berbentuk semacam terowongan dengan diameter 11 meter yang terdapat di bawah tanah.

JIT rencananya di bina dua tingkat terowongan. Terowongan sangat bawah rencananya akan digunakan sebagai drainase air, sedangkan drainase* di atasnya guna jalan tol. Fungsi terowongan tersebut di antaranya guna pengendali banjir, menjadi jalan tol, penampungan air, dan pembangkit listrik.