JELAJAH TERKINI - Makhluk mistis satu ini melulu dikenal di wilayah yang didiami etnis Batak Toba, khususnya di Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara. Namanya begu ganjang yang berarti hantu panjang.
Sebagian masyarakat Batak masih percaya adanya begu ganjang. Keberadaannya sering menjadi domba hitam andai ada gejala yang dirasakan aneh, laksana warga jatuh sakit atau meninggal secara mencurigakan.
Ritual yang dilangsungkan puluhan penduduk Desa Lobu Pining, Pahae Julu, Taput, Kamis (30/8), menjadi di antara bukti bahwa begu ganjang masih adalah*momok menakutkan di area itu. Mereka menyebabkan dukun dari dari Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan, yang bakal memimpin ritual untuk mencuci desa mereka dari ilmu hitam, tergolong begu ganjang. Acara ini bahkan dihadiri anggota DPRD Taput, Jasa Sitompul, dan Kapolsek Pahae Julu Iptu SB Simamora.
Sebagian masyarakat awam yang meyakini adanya begu ganjang menceritakan sosoknya sebagai makhluk tinggi. Semakin disaksikan semakin tinggi dan bisa mencekik orang yang melihatnya.
Ada yang menyinggung begu ganjang sebagai sosok berambut panjang dan suka berdiam di pucuk-pucuk pohon yang tinggi. Namun, tidak sedikit pula yang percaya begu ganjang semacam ilmu santet.
Meski tidak sedikit yang percaya keberadaannya, JELAJAH TERKINI belum sukses menemukan satu orang juga yang benar-benar pernah menyaksikan begu ganjang.
"Aku tak pernah melihat. Sejauh ini masih katanya, katanya," ujar R Situmeang, penduduk Lubuk Pakam.
Begu ganjang disinggung sebagai roh yang dipelihara dan dikendalikan untuk destinasi pemiliknya. Namun, sang pemelihara mesti menyerahkan tumbal.
Yang percaya mengaku bahwa destinasi pemeliharaan begu ganjang semula untuk mengawal sawah dan harta dari pencuri. Belakangan, si pemilik disebut memakai peliharaannya ini guna membunuh orang lain. Pada unsur ini, begu ganjang lebih serupa santet.
Jika terjadi hal-hal yang dianggap mengherankan di satu desa, seperti beruntunnya penduduk meninggal atau sakit di satu wilayah, begu ganjang juga kerap menjadi 'tersangka'. Isu lantas beredar dan provokasi juga terjadi.
Mereka yang dituduh sebagai pemelihara sang hantu juga menjadi korban. Berulang kali terjadi penghakiman kejam melulu didasarkan pada asumsi beberapa besar warga.
Pada 15 Mei 2010, tiga penduduk Dusun Buntu Raja Desa Sitanggor, Kecamatan Muara, Tapanuli Utara, yakni Gibson Simaremare, istrinya Riama br Rajaguguk (65), dan anaknya Lauren Simaremare (35), tewas dihanguskan hidup-hidup sesudah dituding sebagai pemelihara begu ganjang. Sementara itu, Tiur br Nainggolan yang adalah istri Lauren Simaremare, kritis ditikam. Polisi lantas menetapkan 55 penduduk setempat sebagai terduga dalam aksi penyiksaan ini.
Selain tersebut masih tidak sedikit kejadian lain dampak isu begu ganjang. Tertuduhnya dianiaya, diusir dari kampung, dan rumahnya dirusak atau dibakar.
Yang teranyar, Rabu (11/7), tiga penduduk Desa Aek Raja, Kecamatan Parmonangan, Taput, yakni Fernando Manalu (53), Delima br Simanjuntak (50), dan Mikael Manalu (47) disiksa karena diperkirakan memelihara begu ganjang. Mereka dipukuli sampai babak belur. Rumahnya pun dirusak. Isu begu ganjang ini hadir setelah meninggalnya seorang penduduk dinilai janggal.
Meski aksi kekerasan masih tidak jarang terjadi sebab isu mistis ini, namun eksistensi begu ganjang sendiri belum dapat dibuktikan.
HANTU BEGU GANJANG HANTU PENCABUT NYAWA
Reviewed by Unknown
on
December 19, 2017
Rating:
No comments: